Setelah rapat hingga esok pagi harinya Gamananta mengumpulkan donasi dan bantuan logistik untuk dikirimkan ke Kediri. Bantuan logistik yang berhasil dikumpulkan berupa air mineral, mi instan, beras, popok bayi, peralatan bersih-bersih, susu bayi, dan makanan ringan.
Esoknya, 15 Februari 2014, dengan dua mobil, Gamananta berangkat pukul 08.30 WIB menuju Kediri. Karena jalur Pujon kabarnya masih ditutup, tim memutar melalui Mojosari. Setelah singgah sebentar di SMAN 1 Kesamben untuk mengambil uang donasi dan dibelanjakan logistik tambahan, tim langsung meluncur ke Kediri. Memasuki Kota Pare, sisa-sisa abu vulkanik yang memadat karena hujan masih berserakan. Tim berencana menuju posko utama di Simpang Lima Gumul untuk memperoleh informasi terkait peta pengungsian dan penyebaran bantuan logistik.
Meninggalkan posko utama Gumul
Dari hasil pantauan tim, tim memutuskan untuk mengirimkan logistik langsung ke Kecamatan Ngancar, kawasan paling dekat dengan Gunung Kelud dalam radius kurang dari 10 km. Di kantor kecamatan, juga terdapat relawan dari Surabaya yang sigap membantu mengangkut logistik dari mobil kami ke gudang logistik.
Aktivitas pengangkutan tikar ke truk
Esoknya, setelah membantu mengangkut tikar ke dalam truk dalam gudang di posko utama Gumul, tim harus kembali ke Malang karena hari Senin kebanyakan anggota sudah memulai kuliah. Tim memilih pulang lewat jalur Kandangan-Pujon agar dapat mengetahui langsung kondisi di sana pasca erupsi Kelud.
Kondisi Simpang Lima Gumul
Sampai saat ini, masih diberlakukan masa tanggap darurat hingga 12 Maret 2014 untuk pemulihan kawasan-kawasan terdampak erupsi Gunung Kelud. Turunnya status dari Awas ke Siaga turut membantu mempercepat pemulihan pasca erupsi, utamanya yang terdampak paling parah di Kabupaten Malang, meliputi Pujon, Kasembon, dan Ngantang.
Foto:Dokumentasi Gamananta
No comments:
Post a Comment
No Spam, No Sex, No SARA
Junjung Tinggi Kebebasan Berpendapat yang Bertanggung Jawab