Gunung Butak adalah gunung stratovolcano yang kakinya terletak di Malang dan Blitar, Jawa Timur, Indonesia.
Gunung Butak ini terletak berdekatan dengan Gunung Kawi. Gunung ini berada pada
posisi 7°55′S 112°27′E /7.92°LS 112.45°BT dengan ketinggian 2.868 mdpl. Menurut
pengalaman saya mendaki di Gunung Butak ini sangat amazing karena keindahannya
yang sangat menawan. Namun, mendaki Gunung Butak ini yang paling bikin kaki sakit
karena jalur pendakiannya yang terus menanjak dan setapak yang kanan atau kiri
jalur terdapat jurang yang tertutup dengan tanaman (semak) dengan kemiringan
yang cukup miring dan jalan landainya sedikit sekali dibandingkan dengan gunung
– gunung sekitar (Arjuno – Welirang, Semeru, dan lain-lain). Setelah berulang – ulang
kopdar (kopi darat) membahas tanggal dan teknis pemberangkatan, akhirnya disepakati bahwa
kami berangkat pada hari Jum’at, tanggal 12 April 2013 hingga hari Minggu
tanggal 14 April 2013. Persiapan perlengkapan dan logistik sudah dibagi
tugasnya oleh pengurus GAMANANTA. (Ya, bisa dibilang pendakian gunung butak ini
adalah diklat-nya pengurus GAMANANTA yang baru).Peserta
pendakian Gunung Butak ini adalah :
1.
Muchlis
2.
Kurniawan
3.
Rizky (penanggung jawab ekspedisi)
4.
Fahriansyah (penanggung jawab perlengkapan)
5.
Mustofa
6.
Dhani
7.
Lita (penanggung jawab logistik)
8.
Ike (perencana perjalanan) *
Nb. * (tidak ikut karena
ada keperluan lain)
Jalur yang bisa didaki di gunung butak ini ada 4 jalur yang
diantaranya :
1.
Lewat jalur desa Semen – Gandungsari –
Blitar,
2.
Lewat
jalur gunung Kawi Kepanjen,
3.
Lewat
jalur Desa Gadingkulon-Dau-Malang,
4.
ataupun
dari bukit Panderman Batu-Malang.
Jum’at,
12 April 2013
Yang akan saya share di sini adalah lewat jalur desa Semen –
Gandungsari – Blitar. Hari jum’at pukul 15.00 WIB kami meeting point di samping
sakri Universitas Brawijaya untuk melakukan repacking. Dari rencana awal kumpul
jam 15.30, molor sampai jam 17.00 gara – gara ada yang masih keperluan akademik
ataupun keperluan yang lain. Kemudian kami langsung repacking dan Selesai
repacking lalu sholat maghrib tepat pukul 18.30 kami berdo’a bersama yang saya
pimpin dan berangkat dengan 4 motor, Mustofa dengan Lita ada di depan, Fahri
dengan Dhani, saya, dan Muchlis dengan Kurniawan memulai perjalanan menuju kota
Polsek Wlingi.
Malang – Pos
PTPN XII Sirah-Kencong
Dengan kecepatan hanya 50 km/jam kami nyampek Polsek Wlingi
dengan waktu hanya 2 jam perjalanan. Kemudian kami langsung minta perizinan
dari bapak polisinya dan akhirnya kami dapat izin. :-D Setelah dapat perizinan
kami langsung melanjutkan perjalanan menuju desa Semen. Tepat pada pukul 21.00
WIB kami berhenti untuk mengisi perut. Kemudian kami melakukan perjalanan lagi
menuju desa Semen dan sampai di Pos penjagaan desa Semen. Lalu kami izin dan
tanya arah menuju PTPN XII Sirah-Kencong. Gag pakek nunggu lama kami langsung
melanjutkan perjalanan dengan melewati jalur aspal yang kondisinya sangat buruk
yaitu jalan makadam berbatu dengan ukuran batu yang cukup besar – besar. Di
tengah – tengah perjalanan kami sempat berhenti selama kurang lebih 15 menit
karena motornya mustofa mogok. Berkali – kali mencoba untuk menghidupkan motor
akhirnya motor mustofa hidup kembali dan langsung melanjutkan perjalanan. Pada
pukul 23.50 kami sempat melewati pedesaan yang kami kira desa itu adalah desa
Sirah-kencong,,,jadi kami berfikir berarti tinggal sebentar lagi nyampeg PTPN
XII Sirah-kencong. Ternyata asumsi kami salah dan akhirnya salah jalur. Lalu kami
berhenti dan kami memutuskan kembali ke pedesaan yang kami lewati sebelumnya
untuk bertanya kepada warga. Tetapi kami juga berfikir bahwa kondisinya waktu
itu tengah malam jadi gag mungkin kami bertanya kepada warga dan akhirnya diputuskan
untuk bermalam di mushola yang ada di pedesaan tersebut tepat pada pukul 00.40
WIB.
Sabtu, 13
April 2013
Hari sabtu
pagi – pagi kami langsung melanjutjkan perjalanan menuju PTPN XII Sirah-kencong
dan akhirnya kita sampai di tempat tepat pukul 08.10 WIB. Kemudian kami
langsung registrasi hanya dengan membayar parkir motor yang setiap motornya
hanya Rp. 4.000. Karena sudah molor terlalu lama jadi kami langsung memulai
perjalanan kaki selesai mengisi perut dengan makanan ringan. Enaknya lewat
jalur sirah – kencong ini kami dapat menikmati keindahan kebun teh yang sangat
menawan.
Foto-foto di kebun teh Sirahkenconog
Kemudian kami tak lupa dengan berfoto – foto dulu,,hehe :-D . Dan akhirnya
sampailah di tempat yang agak luas yang kami kira itu adalah pos 1. Dan
ternyata itu bukan pos 1 setelah kami melanjutkan perjalanan yang akhirnya kita
mencapai pos 1 dengan adanya tanda di pohon. Tetapi di tempat yang kami kira
itu pos 1 kami pun langsung masak mie goreng terlebih dahulu tepat pada pukul
09.00 WIB. Selesai makan mie goreng kami melanjutkan perjalanan dan mengambil
jalur kiri yang arahnya nanjak. Akhirnya kami menemukan pos 1 yang sebenarnya.
(Diduga) Pos I
Tanpa berhenti kami langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 2 yang informasinya
dari web bahwa di pos 2 ada sumber air. Ternyata setelah kami menyusuri jalur
ke arah pos 2 dengan jalur yang sangat ekstrim (nanjak) dengan perjalanan yang
sangat lama kamis pun tidak menemukan pos 2 maupun sumber air sama sekali.
Padahal yang kita dapat informasinya bahwa menuju pos 2 itu ditandai dengan
hutan tropis agak lebat dan kita pun juga sudah melewati hutan itu bahkan kita
juga sudah melewati hutan yang didominasi dengan pohon besar – besar dan tinggi
– tinggi yang dijelaskan dari web bahwa pos 3 dan pos 4 adalah hutan yang
didominasi dengan pohon besar – besar dan tinggi – tinggi. Tetapi kita juga
belum menemukan pos 2 yang katanya ada sumber air. Bahkan kita juga udah
melewati hutan lumut yang dijelaskan di web yang kita dapatkan bahwa jalur
menuju pos 5 itu akan melewati hutan lumut. Sampai sejauh itu pun kita juga belum
menemukan pos 2 yang katanya ada sumber air. L Di tengah – tengah
perjalanan yang hampir seharian kita jalan terus sampai menejelang petang
dengan kondisi kita yang sangat capek dan putus asa, dan mengingat perbekalan
air juga menipis akhirnya kita pun memutuskan untuk mencari tempat yang agak
luas untuk mendirikan tenda dan bermalam dan berdiskusi kita besok akan
melanjutkan ekspedisi atau kita turun untuk pulang.
Disepanjang kita bergegas mendirikan tenda kabut tebal pun
sedikit menghilang dan terlihatlah puncak gunung butak ternyata masih jauh yang
dapat kita estimasikan perjalanan expres selama 2-3 jam baru sampai puncak.
Akhirnya berdirilah 2 tenda untuk kita bermalam. Yeyeye,,,,waktunya makan2. Kemudian
kita memasak nasi dengan amat sangat menghemat air karena perbekalan air kita
yang sangat minim dan tidak menemukan sumber air sama sekali. Sambil memasak
kita juga berdiskusi untuk hari esok. Hasil diskusi akhirnya kita memutuskan
untuk balik arah dan turun. Kita memutuskan untuk turun karena banyak
pertimbangan. Yang salah satunya adalah perbekalan air kita yang sangat minim
dan perjalanan ke puncak masih jauh. Kita sih sempat mengirah kalau kita salah
jalur, karena selama perjalanan kita tidak menemukan tanda disetiap pos – pos
selepas melihat tanda pos 1. Tetapi kita
kok sempet melihat pos 1 dan selepas pos 1 hanya ada 1 jalur yang kita lalui
selama perjalanan. Nah yang kita bingungkan itu padahal kita uda melalui pos 1
dan kita juga lewat jalur yang hanya satu – satunya jalur untuk melanjutkan ke
pos 2, dan jalur yang kita lalui juga ekstrim (nanjak), tapi kita kok selama
perjalanan hingga seharian tidak menemukan tanda – tanda di setiap pos sama
sekali. Nah itu juga merupakan pertimbangan kenapa kita memutuskan untuk turun.
Dan akhirnya kita memeutuskan untuk ngecamp di antara pohon besar.
Jalur pendakian yang menguras tenaga
Minggu,
14 April 2013
Tetap ceria saat makan
Di pagi
yang cerah dengan warna langit yg sangat elok dan disertai awan yang
bergumpal-gumpal kita pun memasak terlebih dahulu untuk mengisi tenaga sebelum
perjalanan turun. Yeyeye….pulang-pulang. :D. Setelah kita makan kita harus
menghemat pewrbekalan air lagi dan waktu makan pagi itu (sarapan) tanpa adanya
minum air sama sekali. Akhirnya kita pun ingat bahwa semalem kita menggelar jas
hujan buat berharap ada hujan dan bisa mendapatkan air. Tetapi kita tidak
mendapatkan air karena semalem tidak turun hujan. Dan akhirnya kita pun
terpaksa minum air embun yang sedikit ada di atas jas hujan tersebut. Gag pakek
nunggu lama kita pun minum air tersebut haha :D (MINUMAN rasa jas hujan).
Menyeruput air di atas jas hujan
Tepat
pukul 07.45 kita memulai perjalanan turun dari tempat camp. Selama perjalanan
turun tepatnya dekat dengan pos 1 turunlah hujan dan kita semua sangat senang.
Akhirnya kita pun mencari tempat buat nampung air hujan tersebut. Ada yang dari
daun talas,,ada yang dari tempat minum, dan ada pula yang nampung air hujan itu
dari jas hujan. Dan kita pun mendapatkan air yang cukup banyak untuk diminum.
Survival men !!! haha :D.
Setelah
kita berasyik – asyik bermain air hujan kita melanjutkan perjalanan dan tiba di
pos perizinan tepat pukul 13.30 WIB. Kemudian kita beristirahat sejenak dan
masak makanan untuk makan siang. Pukul 15.45 dengan kondisi masak baru selesai,
kita gila – gilaan di tempat parkir motor dengan membuat video singkat tentang
Herlemshake Butak ala Gamananta. Haha :D. ya itung-itung pelampiasan gag sampai
puncak. Hiks…hiks… :’(. Selesai kita bergila-gilaan kita langsung pamit dan
pulang tepat pukul 17.45 WIB. Tetapi kita pulangnya tidak lewat jalan awal
waktu berangkatnya. Dan kita lewat jalan pertigaan pertama dari Sirah-kencong ambil
jalur kiri terus lurus (tapi jalannya agak jauh dan agak bagus bila
dibandingkan sama sebelumnya).
Makan sebelum pulang
Perjalanan
pulang ke Malang menempuh waktu hampir 2 jam. Kami mampir di Indomaret pinggir
jalan di daerah Malang dan setelah itu kami memutuskan untuk makan bareng di
warung dinoyo. Untuk Evaluasi menyeluruh baru kami lakukan pada hari Rabu,
tanggal 17 April 2013 di tempat kopdar kami biasanya. Alhamdulillah, walau kami
gagal menggapai puncak Gunung Butak, keselamatan kami sampai pulang wajib
disyukuri. Karena ekspedisi/pendakian gunung dapat dikatakan berhasil itu
pulang dengan selamat. Salam Respect!
Penulis: Rizky Maulana
Special
Thank's to:
Allah SWT
dan Nabi Muhammad SAW
Orang tua
masing-masing
Pak
Polisi Polsek Wlingi dan Pak penjaga pos PTPN XII Sirah-Kencong (yang
menyempatkan untuk melihat kami herlemshake.an) atas bantuan dan keramahannya
dalam informasi pendakian lewat jalur Desa Semen-Gandungsari-Blitar.
Crew
Ekspedisi GARWE Gamananta
NB:
1.
Jaga sikap dan tingkah laku selama pendakian
2.
Jaga kelestarian alam dan lingkungan selama pendakian
3.
Jangan memaksakan diri ke puncak kalau cuaca dan persiapan tidak
mendukung
4.
Jangan pernah meremehkan alam (khususnya gunung) meskipun sudah pernah
mendaki gunung tertinggi pun.
Biaya-biaya:
·
Tiket masuk: Rp 4.000,00/motor (12 April 2013)
mas/mba mau kesini lagi ga? ayo bareng yuk ane buta jalan soalnya hehe
ReplyDeleteMaaf baru sempat balas kawan, kami akhir-akhir ini lebih sering naik lewat jalur panderman, batu karena lebih mudah. Rencananya ada keinginan lewat sirahkencong lagi tapi perlu persiapan yang lebih matang :)
Deletekeren mas bro :D
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir kawan :_)
Deletejalur panderman ambil kanan....awalnya turun...sampai naik...dan jalan stapak curam kiri jalan jurang .... tapi jalan pada umumnya safe
ReplyDeleteYa, jalur woles kami menyebutnya :D
ReplyDeleteSalam.Saya Alif dari Malaysia.bisa bawa saya naik Gunung Butak?ini no saya.boleh whatapps +601132215432
DeleteMohon maaf baru sempat membaca komentar ini. Silakan email saja di gamananta@gmail.com , kalau waktu dan sumber daya manusia memungkinkan (ada), insya Allah kami bisa bantu :)
DeleteMantap...... ''UTAMAKAN SELAMAT''
ReplyDeleteTerima kasih :)
Deletegan, ini ada rencana ke buthak,berangkat senin besok mohon petunjuk buat perbekalan sama rute via sirah kencong gan
ReplyDelete